Penyelenggaraan Pekan Olahraga
Nasional XVIII di Riau dinilai merugikan para atlet karena sejumlah
cabang olahraga tak dapat mencatatkan rekor. Padahal, pencatatan rekor
sangat penting dalam perekaman prestasi atlet tersebut di tingkat
dunia.
Penyelenggaraan PON yang kurang siap dinilai juga merugikan
daerah yang mengirimkan kontingen. Dengan alasan tersebut,
Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Alex Noerdin mengaku kecewa dengan
penyelenggaraan PON XVIII di Riau.
"Saya dengar beberapa cabang
olahraga tak akan dapat dicatatkan dalam rekor karena peralatan tak
memenuhi standar pencatatan," katanya di Palembang, Sumsel, Minggu
(9/9/2012).
Menurut dia, kemenangan yang tak dapat dicatatkan
dalam rekor sangat merugikan atlet dan menunjukkan kurangnya
penghargaan terhadap atlet. Hal ini karena pencatatan rekor sangat
penting guna menunjang prestasi atlet di masa mendatang.
"Apalah
artinya medali emas bagi seorang atlet jika tak dapat dicatat dalam
rekor. Bagi atlet, ini akan membuat mereka kurang semangat," kata Alex
menambahkan.
Hal tersebut juga dinilai merugikan masyarakat di
daerah yang mengirimkan kontingen. Pengiriman atlet membutuhkan biaya
sangat besar yang diambil dari dana masyarakat dalam APBD. Kerugian
tersebut belum menghitung biaya dan kerja keras selama pelatihan.
Dalam
PON 2012, Sumsel mengirimkan 271 atlet dan ratusan ofisial. Meski
demikian, Sumsel belum akan menarik pulang kontingennya seperti yang
telah dilakukan provinsi lain. Hal ini karena penarikan kontingen
dinilai akan menambah kerugian yang telah ada.
#sumber: komapas.com
Tolong berikan komentar yang baik dan sopan serta jangan SPAM!