Mesin Penggiling Padi (Rice Milling Unit (RMU))

Peningkatan kebutuhan pangan terus meningkat seperti padi hal ini harus diikuti oleh peningkatan produksi dalam usaha tani padi. Hal itu sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor produksi, salah satunya adalah penggunaan benih bersertifikat. Penggunaan benih bersertifikat dapat meningkatkan produktivitas pertanian dan keseragaman pertanaman, sehingga produk yang dihasilkan bermutu baik.
Produksi beras dalam skala besar dari segi penyediaan lahan masih mungkin dikembangkan tetapi terbatas sarana dan prasarana pendukung proses penanganan pasca panen. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan penerapan alat mesin pasca panen yang tepat sehingga diperoleh peningkatan produksi dan mutu benih sesuai dengan yang diinginkan.


1. Tanaman Padi
Padi (Oryza sativa) merupakan satu dari pada tanaman biji-bijian dan merupakan makanan ruji bagi ramai penduduk dunia termasuk di Asia, Amerika Latin dan Caribbean. Di Malaysia padi yang ditanam terbagi kepada dua jenis yaitu padi sawah yang juga dikenali sebagai padi bendang dan padi huma atau padi bukit. Padi sawah atau padi bendang adalah jenis padi yang paling banyak ditanam kerana dapat mengeluarkan hasil yang tinggi. Padi sawah memerlukan penggunaan air dan bajak yang banyak serta perlu ditanam dengan cara yang teratur.

Secara umum, mesin-mesin yang digunakan dalam usaha industri jasa penggilingan padi adalah mesin pemecah kulit/sekam, (huller atau husker), mesin pemisah gabah dan beras pecah kulit (brown rice separator), mesin penyosoh atau mesin pemutih (polisher), mesin pengayak bertingkat (sifter), mesin atau alat bantu pengemasan (timbangan dan penjahit karung). Bila ditinjau dari kapasitasnya, mesin-mesin penggiling padi dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu Rice Milling Unit (RMU) dan Rice Milling Plant (RMP). Perbedaan yang mendasar antara keduanya adalah pada ukuran, kapasitas dan aliran bahan dalam proses penggilingan yang dilakukan.

2. Rice Milling Unit
Rice Milling Unit (RMU) merupakan jenis mesin penggilingan padi generasi baru yang kompak dan mudah dioperasikan, dimana proses pengolahan gabah menjadi beras dapat dilakukan dalam satu kali proses (one pass process). RMU rata-rata mempunyai kapasitas giling kecil yaitu antara 0.2 hingga 1.0 ton/jam, walau mungkin sudah ada yang lebih besar lagi.
Mesin ini bila dilihat fisiknya menyerupai mesin tunggal dengan fungsi banyak, namun sesungguhnya memang terdiri dari beberapa mesin yang disatukan dalam rancangan yang kompak dan bekerja secara harmoni dengan tenaga penggerak tunggal. Di dalam RMU sesungguhnya terdapat bagian mesin yang berfungsi memecah sekam atau mengupas gabah, bagian mesin yang berfungsi memisahkan BPK dan gabah dari sekam lalu membuang sekamnya, bagian mesin yang berfungsi mengeluarkan gabah yang belum terkupas untuk dikembalikan ke pengumpan, bagian mesin yang berfungsi menyosoh dan mengumpulkan dedak, dan bagian mesin yang berfungsi melakukan pemutuan berdasarkan jenis fisik beras (beras utuh, beras kepala, beras patah, dan beras menir). Kesemua fungsi tersebut dikemas dalam satu mesin yang kompak dan padat, sehingga praktis dan mudah digunakan. Salah satu bentuk RMU diperlihatkan dalam Gambar 1, sedangkan skema penanganan bahan dalam penggilingan padi yang menggunakan RMU diperlihatkan dalam Gambar 2.

Gambar1. Rice Milling Unit

Gambar2. Proses penggilingan gabah/ beras menggunakan rice milling unit


Gabah dipanen pada tingkat kadar air sekitar 22%-25% basis basah. Gabah dengan kadar air demikian tidak dapat langsung digiling karena kulitnya masih cukup basah sehingga sukar pecah dan terkupas. Oleh karena itu gabah perlu dikeringkan hingga kadar airnya berkisar 14% basis basah, yang biasanya dilakukan melalui proses penjemuran (Gambar 3a). Pengeringan juga dapat dilakukan menggunakan berbagai tipe alat pengering mekanis yang biasanya dioperasikan oleh penggilingan padi berskala besar (Gambar 3b).

Gambar3a. Pengeringan gabah dengan proses penjemuran

Gambar3b. Pengeringan gabah dengan menggunakan mesin

Sebelum dilakukan penjemuran, gabah harus dipisahkan dari malainya dengan cara perontokan, agar penjemuran dapat berlangsung lebih singkat dan dapat menghemat tempat penjemuran. Perontokan biasanya dilakukan dengan cara manual, yang disebut penggebotan karena gabah bersama malainya digebot (dipukulkan) pada sebuah papan bercelah sehingga butir-butir gabah terlepas dari malainya. Praktek penjemuran yang baik adalah dengan menggunakan alas tikar atau plastik/terpal pada lantai sehingga gabah pada lapisan dasar tidak terkena panas yang berlebihan akibat pemanasan lantai semen, selain memudahkan untuk ditutupi dan diangkut ke gudang dengan cepat bila sewaktu-waktu turun hujan selama penjemuran.
Proses pemisahan biji-bijian/benih pada umumnya menggunakan prinsip perbedaan berat antara biji-bijian tersebut dengan kotoran maupun benda lain yang akan dibuang atau dipisahkan, dimana tenaga yang digunakan adalah hembusan udara. Pembersihan dengan hembusan udara akan optimum apabila hembusan udara yang digunakan sesuai dengan kecepatan terminal (terminal velocity) biji-bijian tersebut. Terminal velocity adalah kecepatan konstan atau mantap suatu biji jatuh bebas dimana gaya ke bawah karena gravitasi sama dengan gaya karena tekanan udara.
Kegiatan produksi benih padi di tingkat penangkar sangat memerlukan dukungan teknologi mekanisasi salah satunya adalah mesin penimbang untuk melengkapi mesin pengemas. Mesin penimbang yang dapat diterapkan di tingkat penangkar adalah mesin yang secara konstruksi dan mekanisme sederhana, tidak memerlukan banyak perawatan, mudah dioperasikan dan mempunyai tingkat keakuratan yang baik (maksimum 2% error). Hal-hal tersebut merupakan pertimbangan utama dalam melakukan perancangan mesin penimbang, sehingga dilakukan perekayasaan mesin penimbang semi otomatis.
Setelah benih ditimbang ke dalam kemasan plastik, proses selanjutnya adalah pengemasan (sealing/ packaging) dengan menggunakan mesin pengemas plastik tipe horisontal yang telah dimodifikasi untuk mempermudah melakukan pengemasan. Mekanisme kerja pengemas adalah dengan cara memasukan bagian atas kantong berisi benih 5 kg ke dalam pengemas kemudian proses pengeleman (sealing) bekerja dengan menekan pedal. Pengemas yang dipakai adalah pengemas semi-otomatis tipe injak (pedal) dengan pemanasan listrik.

Kadar Air Gabah
Mesin pemecah kulit/sekam gabah kering giling berfungsi untuk memecahkan dan melepaskan kulit gabah. Input bahan dari mesin ini adalah gabah kering giling (GKG), yaitu gabah dengan kadar air sekitar 14% basis basah dan outputnya berupa beras pecah kulit (BPK) yang berwarna putih kecoklatan (kusam) atau disebut juga brown rice.

Prinsip Kerja Mesin Pemecha Kulit Gabah
Mesin pemecah kulit gabah yang banyak digunakan dewasa ini adalah mesin tipe rubber roll yang prinsip kerjanya memecah kulit gabah dengan cara memberikan tenaga tarik akibat kecepatan putar yang berbeda dari dua silinder karet yang dipasang berhadapan. Persentase gabah terkupas, beras patah dan beras menir tergantung pada kerapatan dan kelenturan silinder karet ini. Silinder yang telah mengeras atau yang terlalu rapat satu sama lain akan meningkatkan jumlah beras patah dan beras menir, sedangkan jarak kedua silinder yang renggang akan menyebabkan persentase gabah tidak terkupas meningkat. Biasanya gabah yang tidak terkupas akan dipisahkan dari beras pecah kulit dan dimasukkan lagi ke dalam pengumpan hingga semuanya terkupas. Pekerjaan ini dilakukan menggunakan mesin lain yang disebut mesin pemisah BPK dan gabah, atau secaram umum disebut pengayak.

PERAWATAN ALAT ATAU MESIN
Hindarkan dari air agar tahan lama dan simpan pada tempat yang tidak tergaggu dari anak-anak.kemudian bersihkan setelah pemakaian selesai.Matikan mesin setelah dipakai agar tahan lama dan hindarkan yang bisa membahayakan mesin,kemudian mesin yang dipakai harus benar-benar di jaga dengan baik.



Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

Tolong berikan komentar yang baik dan sopan serta jangan SPAM!