Sineresis adalah proses keluarnya (ekstraksi) cairan dari dalam gel. Di dalam tubuh, sineresis terjadi misalnya ketika sejumlah darah keluar dari limfa. Contoh lain gejala sineresis adalah keluarnya air dari keju setelah penyimpanan di lemari es (tanpa perendaman). Dalam hal adsorpsi, sineresis dapat digambarkan sebagai peristiwa desorpsi yaitu ketika adsorbat keluar dari adsorbennya.
Histeresis adalah peristiwa dimana kurva adsorpsi dan desorpsi berbeda (tidak berimpit). Sudut kontak adsorben-adsorbat pada adsorpsi biasanya lebih besar daripada proses desorpsi.
Pada proses pembentukan gel protein, pada titik tertentu, kapasitas adsorpsi air oleh protein tidak akan bertambah. Hal ini terjadi karena protein mengalami kejenuhan dengan terbentuknya monolayer di permukaan adsorben (isoterm adsorpsi Langmuir). Kemudian, pada titik tertentu pula adsorpsi air oleh protein kembali meningkat karena terbentuknya multiplayer adsorbat pada permukaan adsorben (isoterm adsorpsi BET Langmuir).
Histeresis adalah peristiwa dimana kurva adsorpsi dan desorpsi berbeda (tidak berimpit). Sudut kontak adsorben-adsorbat pada adsorpsi biasanya lebih besar daripada proses desorpsi.
Pada proses pembentukan gel protein, pada titik tertentu, kapasitas adsorpsi air oleh protein tidak akan bertambah. Hal ini terjadi karena protein mengalami kejenuhan dengan terbentuknya monolayer di permukaan adsorben (isoterm adsorpsi Langmuir). Kemudian, pada titik tertentu pula adsorpsi air oleh protein kembali meningkat karena terbentuknya multiplayer adsorbat pada permukaan adsorben (isoterm adsorpsi BET Langmuir).
Karena gejala sineresis berkaitan dengan desorpsi air dari gel protein, maka faktor-faktor utama yang mempengaruhi kemudahan protein untuk mengalami sineresis akan sama dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan gel protein (adsorpsi air), diantaranya :
- Temperatur
Adsorpsi air pada permukaan protein dalam pembentukan gel akan sangat bergantung pada struktur permukaan protein. Temperatur tinggi dapat mengubah struktur protein sehingga mempengaruhi kemudahan protein untuk mengalami sineresis.
- pH
Keasaman dapat mengubah struktur dan muatan protein sehingga berpengaruh pada kemudahan protein mengalami sineresis. Pada pH isoelektrik, terjadi interaksi maksimum antara protein yang berlawanan muatan. Oleh karena itu, pengikatan air semakin sulit sehingga sineresis makin mudah terjadi.
- Konsentrasi protein
Untuk protein yang bersifat hidrofil, konsentrasi yang tinggi menyebabkan meningkatnya kemudahan pengikatan air sehingga protein lebih sulit mengalami sineresis. Begitupun sebaliknya, untuk protein yang bersifat hidrofob.
- Garam atau zat lain dalam gel protein
Kadar garam yang tinggi menyebabkan adanya osmosis, karena air dari dalam gel akan keluar untuk menyeimbangkan tekanan osmosis di dalam sistem. Dengan demikian, kadar garam mempermudah protein mengalami sineresis.
Tolong berikan komentar yang baik dan sopan serta jangan SPAM!