Penetapan
Kadar Air
I.
Pendahuluan
1.1
Teori
Air merupakan suatu zat gizi yang
tidak dapat kita tinggalkan tetapi sering diabaikan dalam pembahan mengenai
nilai gizi. Air digunakan dalam jumlah besar baik dalam pangan maupun dalam
tubuh manusia dibandingkan dengan zat gizi lainnya. Didasarkan pada seluruh
bobot tubuh hampir 60-70% tubuh manusia terdiri dari air, unutk jujmlah yang
tepat tergantung dari factor seperti usia, kelamin, kondisi kesehatan dan
kegiatan fisik (Suhardjo, 1977).
Sementara berdasarkan pernyataan
Dwijoseputro (1994), bahwa air merupakan kandungan penting dalam bahan pangan
termasuk makanan. Semua bahan makanan mengandung air dalam jumlah yang
berbeda-beda baik itu bahan makanan hewani maupun nabati. Sedikit ditambahkan
bahwa air dibutuhkan oleh tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan biologisnya antara
lain untuk memenuhi transpirasi dalam proses asmilasi untuk pembentuka
karbohidrat, serta untuk mengangkut hasil-hasil fotosintesisnya keseluruh
jaringan tanaman (Hakim, 1986).
Kandungan air dalam bahan makanan
mempengaruhi daya tahan bahan makanan
terhadap serangan mikroba yang dinyatakan dengan Aw yaitu jumlah air bebas yang
dapat digunakan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhan (Winarno, 2004).
Jenis-jenis air dalam makanan:
1. Air
bebas merupakan air yang tidak terikat dalam jaringan suatu bahan atau air
murni dengan sifat-sifat air biasa dan keaktifan penuh. Contoh: pelarut garam,
larutan untuk koloid.
2. Air
terikat merupakan molekul air yang terikat secara fisik dalam jaringan matriks
bahan seperti membran, pembuluh kapiler, serat dan lain-lain.
3. Air
hidrasi merupakan molekul air yang terkecil yang terikat secara kimia. Contoh: laktosa monohydrate, garam (Rosi, 2010).
Kadar
air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan yang dinyatakan dalam
satuan persen. Kadar air juga merupakan karakteristik yang sangat penting dalam
bahan pangan karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur, serta ikut
menentukan kesegaran dan daya awet bahan pangan tersebut. Kadar air bebas dapat
memudahkan pertumbuhan bakteri, kapang dan khamir untuk berkembang biak,
sehingga akan terjadi perubahan pada bahan pangan (Haryanto, 1992).
Hal
ini ditambahkan dari pernyataan Dwijoseputro (1994), bahwa kadar air merupakan
banyaknya air yang mengandung dalam bahan pangan yang dinyatakan dalam persen.
Kadar air juga salah satu karakteristik yang sangat pentingdalam bahan pangan,
karna air dapat mempengaruhi kenampakan tekstur dan cita rasa dalam pangan.
Menurut
pendapat Rossi (2010), pentingnya penentuan kadar air yakni:
a. Kadar
air dalam suatu bahan sangat mempengaruhi kualitas dan daya simpan dari bahan
pangan tersebut.
b. Penentuan
kadar air dari suatu bahan sangat penting agar didalam proses pengolahan maupun
pendistribusiannya mendapat penangan tepat.
c. Sebagai
penentu faktor mutu dalam pengawetan beberapa produk.
d. Menurunkan
kadar air digunakan untuk kenyamanan dalam pengemasan atau transportasi.
e. Kadar
air selalu spesifik dalam komposisi standar.
f. Perhitungan
nilai gizi makanan.
g. Data
perhitungan yang digunakan untuk menunjukkan perhitungan analisis lain pada
basis yang sama. Contoh: basis basah dan basis kering.
Penentuan
kadar air dalam bahan pangan dapat dilakukan dengan beberapa metode yaitu;
metode pengeringan (oven), metode distilasi, metode kimia, dan metode khusus
seperti spektrofotometer (Burhanuddin, 2009).
Pada
praktikum kali ini menggunakan metode oven biasa sebagai penentuan kadar air.
Menurut AOAC (1984), dinyatakan bahwa metode oven biasa merupakan salah satu
metode pemanasan langsung dalam penetuan kadar air suatu bahan. Dalam metode
ini bahan dipanaskan dengan pemanasan lansung dalam penetapan kadar air suatu
bahan pada suhu tertentu. Metode ini digunakan untuk bahan bahan stabil
terhadap pemanasan yang agak tinggi, serta produk yang rendah mengandung
sukrosa dan glukosa.
1.2 Tujuan
Tujuan
dari praktikum penentuan kadar air:
a. Mengetahui
prinsip serta cara kerja dari penentuan kadar air dengan metode oven.
b. Mengetahui
keuntungan serta kerugian dari kadar air suatu bahan.
c. Mengetahui
faktor-faktor hasil pengeringan.
II.
Bahan dan Cara Kerja
2.1 Bahan
dan alat
Bahan
yang digunakan dalam praktikum penentuan kadar air adalah kacang hijau.
Sedangkan peralatan yang digunakan yaitu Oven, cawan porselen, desikator,
penjepit cawan dan timbangan analitik.
2.2 Cara
kerja
Cawan
porselin
Dipanaskan
dalam oven selama 15 menit
Didinginkan
dalam desikator selama 10 menit
Ditimbang
berat cawan porselen dengan timbangan analitik
Ditimbangan
kacang hijau sebanyak 5 gram dan dimasukkan kedalam cawan porselen
Dipanaskan
dengan oven selama 3 jam
Didinginkan
dalam desikator selama 15 menit
Ditimbang
berat sampel
Dilakukan
pemanasan dalam oven sebanyak tiga kali dan dicatat berat (3 jam, 2 jam, dan 1
jam)
Dihitung
% kadar air basis basah, kering dan total padatan
III.
Data dan Pembahasan
3.1 Data
pengamatan
Kelompok
I dengan sampel Kacang Hijau
a. Berat
cawan kosong: 38,1 gram
b. Berat
cawan + isi: 43,1 gram
c. Pengeringan
I: 42,7 gram
d. Pengeringan
II: 42,6 gram
e. Pengeringan
III: 42,6 gram
Perhitungan:
%
kadar air (basis basah) = (berat awal – berat akhir) x 100% / berat awal
=
(43,1 gram – 42,6 gram) x 100% / 43,1 gram
=
1, 16 %
%
kadar air (basis kering) = (berat awal – berat akhir) x 100% / berat akhir
=
(43, 1 gram – 42, 6 gram) x 100% / 42, 6 gram
=
1, 17 %
%
total padatan = berat akhir x 100% / berat awal
=
42, 6 gram x 100% / 43,1 gram
=
98,84 %
3.2 Pembahasan
Pada
praktikum kali membahas mengenai “Penetapan Kadar Air” dimana menggunakan
sampel yakni kacang hijau. Tahap awal yang harus dilakukan yakni menimbang masa
kacang hijau dengan menggunakan timbangan massa. Tujuan dari penimbangan massa
awal adalah sebagai pembanding massa setelah dilakukan pemanasan di oven.
Prinsip
penetapan kadar air yang akan dilakukan kali ini yakni dengan menggunakan oven.
Kacang hijau yang telah ditimbang di
masukkan kedalam cawan porselin. Kemudian dilakukan pemanasan di dalam oven
selama rentang waktu 3 jam, 2 jam, 1 jam. Dimana setiap rentang pemanasan dilakukan
pendinginan di dalam desikator selama 15 menit setiap perlakuannya. Dan dilakukan
perhitungan massa dari sampel setelah dilakukan pengeringan.
Pendinginan
yang dilakukan didalam desikator bertujuan untuk menghilangkan uap air yang kemungkinan
masih lengket di cawan porselin. Prinsipnya yakni cawan porselin yang berisi
sampel kacang hijau yang baru saja di panaskan di dalam oven langsung
dimasukkan ke dalam desikator dengan kondisi desikator tertutup rapat. Uap air
yang berada di sekitar sampel tersebut akan tertarik oleh silica silica gel
yang berwarna biru.
Tujuan
dari pengeringan dilakukan yakni untuk menghilangkan kadar air bebas yang
berada dari bahan tersebut. Dimana air bebas dapat memicu pertumbuhan
mikroorganisme. Dengan menghilangkan kadar air bebas suatu bahan diharapkan
bahan tersebut dapat bertahan lama dan tentunya lebih awet lagi.
IV.
Penutup
4.1 Kesimpulan
Penentuan
kadar air dapat dilakukan dengan berbagai cara. Bisa melakukannya dengan cara
yang tradisional yakni dengan
menggunakan sinar matahari atau pun seperti yang dipraktikum saat ini yakni
menggunakan metode oven drying.
Pada
umumnya prinsipnya sama yakni dengan mengeluarkan kadar air bebas. Dan menghitung
kadar air terikat dari suatu bahan. Tujuan lain dari penetapan kadar air ini
adalah sebagai prinsip pengawetan dengan metode pengeringan. Dimana diharapkan
setelah pengeringan bahan menjadi lebih awet lagi.
4.2 Saran
Diharapkan
kepada setiap praktikan yang ingin melakukan
praktikum mengenai penentuan kadar air harus mempelajari dulu modulnya
di rumah. Kemudian mempelajari faktor apa saja yang dapat menyebabkan
kekeliruan dalam penghitungan kadar air.
Tolong berikan komentar yang baik dan sopan serta jangan SPAM!