Kata Pengantar
Puji
syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya
sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas semester mata kuliah Pengantar Ilmu
Pertanian yang berjudul “Pertanian Berkelanjutan” ini
tepat pada waktunya.
Adapun
tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas semester mata
kuliah Pengantar Ilmu Pertanian.
Sehubungan
dengan terselesainya penyusunan makalah ini, penyusun mengucapkan terima kasih
kepada dosen mata kuliah Pengantar Ilmu Pertanian yang telah memberikan tugas
ini sehingga penyusun lebih memahami mengenai manfaat biogas.
Penyusun
menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan penyusun.
Semoga
makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca khususnya penyusun
sendiri.
Penyusun
i
Daftar Isi
KATA PENGANTAR
.................................................................................................................. i
DAFTAR ISI .............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………….......................................... iii
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................. iv
1.3
Tujuan................................................................................................................................. iv
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Biogas............................................................................................................... 1
2.2 Alat dan
Bahan.................................................................................................................... 4
2.3 Prosedur
Pembuatan.......................................................................................................... 5
2.4 Manfaat Biogas................................................................................................................... 7
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan......................................................................................................................... 9
4.2 Saran.................................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………………….. 10
ii
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Beberapa tahun
terakhir ini energi merupakan persoalan yang krusial didunia. Peningkatan
permintaan energi yang disebabkan oleh pertumbuhan populasi penduduk dan
menipisnya sumber cadangan minyak dunia serta permasalahan emisi dari bahan
bakar fosil memberikan tekanan kepada setiap Negara untuk segera memproduksi
dan menggunakan energi terbaharukan. Selain itu, peningkatan harga minyak dunia
hingga mencapai 100 U$ per barel juga menjadi alasan yang serius yang menimpa
banyak negara didunia terutama Indonesia.
Lonjakan harga
minyak dunia akan memberikan dampak yang besar bagi pembangunan bangsa
Indonesia. Konsumsi BBM yang mencapai 1,3 juta/barel tidak seimbang dengan
produksinya yang nilainya sekitar 1 juta/barel sehingga terdapat defisit yang
harus dipenuhi melalui impor.
Untuk mengurangi
ketergantungan terhadap bahan bakar minyak pemerintah telah menerbitkan
Peraturan presiden RI No. 5 tahun 2006 tentang kebijakan energi nasional untuk
mengembangkan sumber energi alternatif sebagai bahan bakar minyak. kebijakan
tersebut menekankan pada sumber daya yang dapat diperbaharui sebagai alternatif
pengganti bahan bakar minyak
Salah satu
sumber energi altrnatif adalah Biogas. Gas ini berasal dari berbagai macam
limbah organik seperti sampah biomassa, kotoran manusia, kotoran hewan dapat
dimanfatkan menjadi energi melalui proses anaerobic digestion. Proses ini
merupakan peluang besar untuk menghasilkan energi alternatif sehingga akan
mengurangi dampak penggunaan bahan bakar fosil.
iii
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah biogas itu ?
1.2.2 Apakah manfaat dari biogas itu ?
1.2.3 Bagaimana cara pembuatan biogas?
1.2.4 Alat dan bahan apa saja yang digunakan dalam pembuatan
biogas?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pengertian dari biogas.
1.3.2 Mengetahui manfaat dari biogas.
1.3.3 Mengetahui cara pembuatan biogas.
1.2.2 Mengetahui alat-alat dan bahan-bahan yang digunakan
dalam pembuatan biogas.
iv
BAB II
PEMBAHASAN
PERTANIAN BERKELANJUTAN
2.1 Pengertian Biogas
Biogas adalah
gas yang mudah terbakar dan dihasilkan oleh aktifitas anaerob atau fermentasi
dari bahan-bahan organik termasuk diantaranya; kotoran manusia dan hewan,
limbah domestik (rumah tangga), sampah biodegradable atau setiap limbah organik
yang biodegradable dalam kondisi anaerobik.Kandungan utama dalam biogas adalah
metana dan karbon dioksida.sistem biogas sederhana. Disamping itu di daerah
yang banyak industri pemrosesan makanan antara lain tahu, tempe, ikan pindang
atau brem bisa menyatukan saluran limbahnya ke dalam system biogas. Sehingga
limbah industri tersebut tidak mencemari lingkungan disekitarnya.Hal ini
memungkinkan karena limbah industri tersebut diatas berasal dari bahan organik
yang homogen.
Jenis bahan
organik yang diproses sangat mempengaruhi produktifitas sistem biogas disamping
parameter-parameter lain seperti tempratur digester, pH, tekanan dan kelembaban
udara. Salah satu cara menentuka bahan organik yang sesuai untuk menjadi bahan
masukan sistem Biogas adalah dengan mengetahui perbandingan Karbon (C) dan
Nitrogen (N) atau disebut rasio C/N. Beberapa percobaan yang telah dilakukan
oleh ISAT menunjukkan bahwa aktifitas metabolisme dari bakteri methanogenik
akan optimal pada nilai rasio C/N sekitar 8-20.
Biogas yang
dihasilkan oleh aktifitas anaerobik sangat populer digunakan untuk mengolah
limbah biodegradable karena bahan bakar dapat dihasilkan sambil menghancurkan
bakteri patogen dan sekaligus mengurangi volume limbah buangan. Metana dalam
biogas, bila terbakar akan relatif lebih bersih daripada batu bara, dan
menghasilkan energi yang lebih besar dengan emisi karbon dioksida yang lebih
sedikit. Pemanfaatan biogas memegang peranan penting dalam manajemen limbah
karena metana merupakan gas rumah kaca yang lebih berbahaya dalam pemanasan
global bila dibandingkan dengan karbon dioksida. Karbon dalam biogas merupakan
karbon yang diambil dari atmosfer oleh fotosintesis tanaman, sehingga bila
dilepaskan lagi ke atmosfer tidak akan menambah jumlah karbon diatmosfer bila
dibandingkan dengan pembakaran bahan bakar fosil.
Saat ini, banyak
negara maju meningkatkan penggunaan biogas yang dihasilkan baik dari limbah
cair maupun limbah padat atau yang dihasilkan dari sistem pengolahan biologi
mekanis pada tempat pengolahan limbah.
Gas landfill
adalah gas yang dihasilkan oleh limbah padat yang dibuang di landfill.Sampah
ditimbun dan ditekan secara mekanik dan tekanan dari lapisan diatasnya.Karena
kondisinya menjadi anaerobik, bahan organik tersebut terurai dan gas landfill
dihasilkan.Gas ini semakin berkumpul untuk kemudian perlahan-lahan terlepas ke
atmosfer.Hal ini menjadi berbahaya karena dapat menyebabkan ledakan, pemanasan
global melalui metana yang merupakan gas rumah kaca, dan material organik yang
terlepas (volatile organic compounds) dapat menyebabkan (photochemical smog).
Dalam beberapa
kasus, gas landfill mengandung siloksan. Selama proses pembakaran, silikon yang
terkandung dalam siloksan tersebut akan dilepaskan dan dapat bereaksi dengan
oksigen bebas atau elemen-elemen lain yang terkandung dalam gas tersebut.
Akibatnya akan terbentuk deposit (endapan) yang umumnya mengandung silika
(SiO2) atau silikat (SixOy) , tetapi deposit tersebut dapat juga mengandung
kalsium, sulfur belerang, zinc (seng), atau fosfor. Deposit-deposit ini
(umumnya berwarna putih) dapat menebal hingga beberapa millimeter di dalam
mesin serta sangat sulit dihilangkan baik secara kimiawi maupun secara mekanik.
Pada internal
combustion engines (mesin dengan pembakaran internal), deposit pada piston dan
kepala silinder bersifat sangat abrasif, hingga jumlah yang sedikit saja sudah
cukup untuk merusak mesin hingga perlu perawatan total pada operasi 5.000 jam
atau kurang. Kerusakan yang terjadi serupa dengan yang diakibatkan karbon yang
timbul selama mesin diesel bekerja ringan. Deposit pada turbin dari
turbocharger akan menurukan efisiensi charger tersebut.
Stirling engine
lebih tahan terhadap siloksan, walaupun deposit pada tabungnya dapat mengurangi
efisiensi.
2.1.1 Sejarah Biogas
Sejarah penemuan
biogas diawalai dari proses anaerobik yang tersebar dibenua Eropa. Ilmuwan
Volta menemukan as yang ada dirawa-rawa pada tahun 1770, kemudian avogadro
mengidentifikasi tentang gas metana. Setelah tahun 1875 dipastikan bahwa biogas
merupakan produk dari proses anaerobik digestion. Pastoer melakukan penelitian
tentang biogas menggunakan kotoran hewan pada tahun 1884.Era penelitian Pastoer
menjadi landasan untuk penelitian biogas hingga saat ini.
2.1.2 Komposisi Biogas
Komposisi biogas
bervariasi tergantung dengan asal proses anaerobik yang terjadi. Gas landfill
memiliki konsentrasi metana sekitar 50%, sedangkan sistem pengolahan limbah
maju dapat menghasilkan biogas dengan 55-75%CH4 [1].
Komposisi biogas terdiri atas
metana (CH4) 55-75%, Karbon dioksida (CO2) 25-45%, Nitrogen (N2) 0-0.3%,
Hidrogen (H2) 1-5%, Hidrogen sulfide (H2S) 0-3%, Oksigen (O2) 0.1-0.5%.
Nilai kalori
dari 1 meter kubik Biogas sekitar 6.000 watt jam yang setara dengan setengah
liter minyak diesel. Oleh karena itu Biogas sangat cocok digunakan sebagai
bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan pengganti minyak tanah, LPG,
butana, batu bara, maupun bahan-bahan lain yang berasal dari fosil.
2.1.3 Reaktor Biogas
Beberapa reaktor
biogas yang telah dikemangkan diantaranya adalah reaktor jenis kobah tetap
(Fixed-Dome), reaktor terapung (Floating Drum), reaktor jenis balon, jenis
horisontal, jenis lubang tanah, dan jenis ferrocement. Dari keenam reaktor
tersebut yang sering digunakan adalah jenis kubah tetap dan jenis drum
mengambang (Floating Drum).
2.1.4 Konservasi Biogas
Biogas merupakan
sebuah proses produksi gas bio dari material organik dengan bantuan bakteri.
Proses degradasi material organik ini tanpa melibatkan oksigen disebut
anaerobik digestion. Adapun hal ini memiliki beberapa keuntungan, yaitu:
1. merupakan energi tanpa
menggunakan maretial yang masih memiliki manfaat seperti biomassa sehingga
biogas tidak merusak keseimbangan karbondiksida yang diakibatkan oleh
penggundulan hutan dan perusakan tanah.
2. energi biogas dapat berfungsi
sebagai energi pengganti bahan bakar fosil sehingga akan menurunkan gas rumah
kaca diatmosfer dan emisi lainnya.
3. sebagai bahan bakar, maka
biogas akan mengurangi gas metana diudara.
4. aplikasi anaerob digestion akan
meminimalisir efek buruk darilimbah yang berupa sampah kotoran hewan dan
manusia dan meningkatkan nilai mafaat dari limbah tersebut.
5. material yang diperoleh dari
sisa anaerobik digestion yang berupa padat dan cair dapat digunakan sebagai
pupuk berupa pupuk cair dan pupuk padat.
2.1.5 Biogas Terhadap Alam
Jika biogas
dibersihkan dari pengotor secara baik, ia akan memiliki karakteristik yang sama
dengan gas alam. Jika hal ini dapat dicapai, produsen biogas dapat menjualnya
langsung ke jaringan distribusi gas.Akan tetapi gas tersebut harus sangat
bersih untuk mencapai kualitas pipeline. Air (H2O), hidrogen sulfida (H2S) dan
partikulat harus dihilangkan jika terkandung dalam jumlah besar di gas
tersebut. Karbon dioksida jarang harus ikut dihilangkan, tetapi ia juga harus
dipisahkan untuk mencapai gas kualitas pipeline. Jika biogas harus digunakan
tanpa pembersihan yang ektensif, biasanya gas ini dicampur dengan gas alam
untuk meningkatkan pembakaran. Biogas yang telah dibersihkan untuk mencapai
kualitas pipeline dinamakan gas alam terbaharui. Dalam bentuk ini, gas tersebut
dapat digunakan sama seperti penggunaan gas alam. Pemanfaatannya seperti
distribusi melalui jaringan gas, pembangkit listrik, pemanas ruangan dan
pemanas air. Jika dikompresi, ia dapat menggantikan gas alam terkompresi (CNG)
yang digunakan pada kendaraan.
2.2 Alat dan Bahan
2.2.1 Alat
1. Kran Ø1 Inc
2. Pipa G .I . Ø1 Inc (2.5 cm)
3. Polietilena
4. Kran gas untuk kompor
5. lampu dan manometer air Ø 1.2
cm
6. Pipa plastik / paralon Ø1.2 cm
secukupnya.
7. Pipa gelas Ø1 cm panjang 75 cm
8. Pipa karet Ø 1cm panjang 20
cm.
(7 dan 8 dapat diganti dengan
pipa plastik Ø 1 cm panjang 170 cm.)
9. tali plastik
10. Rafia
11. Bambu
12. Plat aluminium panjang 30 cm
13. Kawat jemuran
14. paralon 20 cm
15. Besi cor
16. Alat-alat lain yang dianggap
perlu.
2.2.2 Bahan
1. Bata Merah
2. Semen
3. Kerikil
4. Kapur
5. Pasir
6. Serbuk Kedap Air
2.3.1 Menentukan Lokasi
Penentuan lokasi
pada dasarnya sangat tergantung kehendak keluarga.Walaupun demikian secara
praktis dan ekonomis perlu memperhatikan sumber daya yang tersedia.Sebaiknya
unit dari pembuatan biogas ditempatkan didekat kandang ternak dan w.c
keluarga.Hal ini dimaksudkan agar bahan pembentuk gas.Kotoran tidak memerlukan
tenaga untuk mengangkut ke lubang masukan tangki pencerna.
Disamping itu
juga harus dekat dengan alat yang akan memanfaatkan sumber energi dari biogas
seperti lampu atau kompor. Hal ini dimaksudkan agar tidak terlalu banyak alat
penyalurannya.Kepraktisan didalam menentukan unit biogas diharapkan dapat
menghemat tenaga dan biaya.Hal yang perlu diperhatikan adalah sistem pengamanan
sumber biogas dan pemakaian lampu atau kompor.Letak lokasi tidk boleh
menghalangi aktifitas kerja.
2.3.2 Karakteristik Bahan
Batu merah:
untuk membuat biogas diperlukan batu merah yang bermutu baik. Batu merah yang
mutunya kurang baik disamping mudah patah, juga mengurangi daya tahan dari
tangki pencerna. Jumlah batu merah yang diperlukan untuk membuat unit biogas
tergantung pada besarnya volume tangki pencerna yang akan dibuat. Namun
demikian, tidak semua daerah banyak memakai batu merah sebagai bahan bangunan.
Untuk itu batu merah dapat diganti dengan bahan lain asalkan bermutu baik.
Semen: untuk
membuat unit biogas berukuran 8,9m3 berkisar antara 15 sampai 20 sak. Hal ini
sangat tergantung pada teknik pemasangan batu merah pada pembuatan tangki
pencerna. Jika dapat memakai perbandingan semen : pasir = 1:4. maka habisnya
semen hanya 15 sak. Hal ini tdak dianjurkan karena juga tergantung kualitas
(mutu) pasir dan kepandaian tukang batu yang membuat.Semakin baik bahan, erarti
menghemat kebutuhan semen.Untuk itu, pemilihan bahan bangunan sangat
diperlukan.
Kerikil: kerikil
hanya digunakan untuk membuat fondasi dan tutup tangki pencerna. Ukuran kerikil
sama seperti pengecoran bangunan lain.
Kapur: kapur
yang digunakan usahakan kapur yang bermutu baik. Kapur yang baik jika dicampur
dengan air akan berbentuk lumpur (halus). Sedangkan kapur yang kurang bagus
akan terjadi endapan seperti pasir.
Pasir: pasir
yang digunakan untuk membuat biogas digunakan pasir pasang. Pasir tersebut
harus memenuhi syarat untuk campuran beton.Pasir yang baik umumnya berwarna
hitam dan kalau digenggam tidak menggumpal. Jika pasir banyak mengandung
lumpur, maka akan menghabiskan semen. Disamping itu, kekuatannya juga kurang
baik.
Serbuk kedap
air: serbuk kedap air digunakan untuk melebur bagian dalam tangki pencerna.
Nama perdagangan yang sering dipakai adalah alkasit
2.3.3 Cara pembuatannya
1. Menyediakan wadah atau bejana
untuk mengolah kotoran organik menjadi biogas. Kalau hanya diperuntukkan secara
pribadi, cukup menggunakan bak yang terbuat dari semen yang cukup lebar atau
drum bekas yang masih cukup kuat. Selain itu perlunya kesediaan kotoran hewan (baik
sapi maupun kambing) yang merupakan bahan baku biogas. Kalau sulit mencari
kotoran hewan, maka percuma aja.Untuk itu diperlukan survey terlebih
dahulu.Atau kalau mau sedikit niat, septik tank bisa dimanfaatkan seperti yang
dilakukan di India.
2. mencampurkan kotoran organik
tersebut dengan air. Biasanya campuran antara kotoran dan air menggunakan
perbandingan 1:1 atau bisa juga menggunakan perbandingan 1:1,5. Air berperan
sangat penting di dalam proses biologis pembuatan biogas. Artinya jangan
terlalu banyak (berlebihan) juga jangan terlalu sedikit (kekurangan)
3. Temperatur selama proses
berlangsung, karena ini menyangkut "kesenangan" hidup bakteri
pemroses biogas antara 27 - 28 derajat celcius. Dengan temperatur itu proses
pembuatan biogas akan berjalan sesuai dengan waktunya. Tetapi berbeda kalau
nilai temperatur terlalu rendah (dingin), maka waktu untuk menjadi biogas akan
lebih lama.
4. Kehadiran jasad pemroses, atau
jasad yang mempunyai kemampuan untuk menguraikan bahan-bahan yang akhirnya
membentuk CH4 (gas metan) dan CO2. Dalam kotoran kandang, lumpur selokan
ataupun sampah dan jerami, serta bahan-bahan buangan lainnya, banyak jasad
renik, baik bakteri ataupun jamur pengurai bahan-bahan tersebut didapatkan.Tapi
yang menjadi masalah adalah hasil uraiannya belum tentu menjadi CH4 yang
diharapkan serta mempunyai kemampuan sebagai bahan bakar.
5. Untuk mendapatkan biogas yang
diinginkan, bak penampung (bejana) kotoran organik harus bersifat anaerobik.
Dengan kata lain, tangki itu tak boleh ada oksigen dan udara yang masuk
sehingga sampah-sampah organik yang dimasukkan ke dalam bioreaktor bisa
dikonversi mikroba. Keberadaan udara menyebabkan gas CH4 tidak akan terbentuk.
Untuk itu maka bejana pembuat biogas harus dalam keadaan tertutup rapat.
6. Setelah proses ini selesai,
maka selama dalam kurun waktu 1 minggu didiamkan, maka gas metan sudah
terbentuk dan siap dialirkan untuk keperluan memasak. Namun ada beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam memanfaatkan biogas.Seperti misalnya sifat biogas
yang tidak berwarna, tidak berbau dan sangat cepat menyala. Karenanya kalau
lampu atau kompor mempunyai kebocoran, akan sulit diketahui secepatnya. Berbeda
dengan sifat gas lainnya, sepeti elpiji, maka karena berbau akan cepat dapat
diketahui kalau terjadi kebocoran pada alat yang digunakan. Sifat cepat menyala
biogas, juga merupakan masalah tersendiri.Artinya dari segi keselamatan
pengguna. Sehingga tempat pembuatan atau penampungan biogas harus selalu berada
jauh dari sumber api yang kemungkinan dapat menyebabkan ledakan kalau
tekanannya besar.
2.4 Manfaat biogas
Biogas adalah
gas yang dihasilkan oleh proses fermentasi dari bahan-bahan organik, termasuk
kotoran manusia dan hewan, limbah rumah tangga, dan sampah-sampah organik
secara anaerobik. Biogas dapat digunakan sebagai bahan bakar dan juga dapat
menghasilkan listrik.Ada beberapa alasan mengapa biogas merupakan bahan bakar
alternatif terbaik, di antaranya biogas memproduksi bahan bakar ramah
lingkungan, biogas memiliki kandungan energi dalam jumlah yang besar, dan
limbah biogas dapat dimanfaatkan sebagai pupuk.
Biogas
menghasilkan bahan bakar ramah lingkungan. Biogas terbuat dari bahan-bahan
alami, seperti kotoran manusia dan hewan, serta limbah-limbah organik lain.
Karbon dalam biogas merupakan karbon yang diambil dari atmosfer oleh
fotosintesis tanaman, sehingga bila dilepaskan lagi ke atmosfer tidak akan
menambah jumlah karbon di atmosfer bila dibandingkan dengan bahan bakar fosil.
Biogas juga tidak menghasilkan limbah yang bisa mencemari lingkungan.Gas metana
dalam biogas bisa terbakar sempurna. Sebaliknya, gas metana dalam bahan bakar
fosil tidak bisa terbakar sempurna dan akan membahayakan lingkungan. Seperti
kita ketahui, metana termasuk dalam gas-gas rumah kaca yang bisa menyebabkan
pemanasan global (global warming).Sehingga penggunaan biogas bisa mencegah
resiko terjadinya global warming.
Biogas memiliki
kandungan energi tinggi yang tidak kalah dari kandungan energi dalam bahan
bakar fosil.Nilai kalori dari 1 m3 biogas sekitar 6000 watt jam, setara dengan
setengah liter minyak diesel. Oleh karena itu biogas sangat cocok menggantikan
minyak tanah, LPG, butana, batu bara, dan bahan bakar fosil lainnya. Biogas
mengandung 75% metana.Semakin tinggi kandungan metana dalam bahan bakar,
semakin besar kalor yang dihasilkan. Oleh karena itu, biogas juga memiliki
karakteristik yang sama dengan gas alam. Sehingga jika biogas diolah dengan
benar, biogas bisa digunakan untuk menggantikan gas alam.Dengan demikian jumlah
gas alam bisa dihemat.
Limbah biogas
dapat digunakan sebagai pupuk. Limbah biogas, yaitu kotoran ternak yang telah
hilang gasnya (slurry) merupakan pupuk organik yang sangat kaya akan
unsure-unsur yang sangat dibutuhkan tanaman. Bahkan, unsur-unsur tertentu
seperti protein, selulose, dan lignin tidak bisa digantikan oleh pupuk
kimia.Dengan demikian kita juga bisa mengurangi anggaran untuk membeli pupuk.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Biogas adalah
gas yang mudah terbakar dan dihasilkan oleh aktifitas anaerob atau fermentasi
dari bahan-bahan organik termasuk diantaranya; kotoran manusia dan hewan,
limbah domestik (rumah tangga), sampah biodegradable atau setiap limbah organik
yang biodegradable dalam kondisi anaerobik.Kandungan utama dalam biogas adalah
metana dan karbon dioksida.sistem biogas sederhana. Disamping itu di daerah
yang banyak industri pemrosesan makanan antara lain tahu, tempe, ikan pindang
atau brem bisa menyatukan saluran limbahnya ke dalam system biogas. Sehingga
limbah industri tersebut tidak mencemari lingkungan disekitarnya.Hal ini
memungkinkan karena limbah industri tersebut diatas berasal dari bahan organik
yang homogen.
Harga bahan
bakar minyak yang makin meningkat dan ketersediaannya yang makin menipis serta
permasalahan emisi gas rumah kaca merupakan masalah yang dihadapi oleh
masyarakat global. Upaya pencarian akan bahan bakar yang lebih ramah terhadap
lingkungan dan dapat diperbaharui merupakan solusi dari permasalahan energi
tersebut. Untuk itu indonesia yang memiliki potensi luas wilayah yang begitu
besar, diharapkan untuk segera mengaplikasi bahan bakar nabati.
Komposisi biogas
terdiri atas metana (CH4) 55-75%, Karbon dioksida (CO2) 25-45%, Nitrogen (N2)
0-0.3%, Hidrogen (H2) 1-5%, Hidrogen sulfide (H2S) 0-3%, Oksigen (O2) 0.1-0.5%.
Nilai kalori
dari 1 meter kubik Biogas sekitar 6.000 watt jam yang setara dengan setengah
liter minyak diesel. Oleh karena itu Biogas sangat cocok digunakan sebagai
bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan pengganti minyak tanah, LPG,
butana, batu bara, maupun bahan-bahan lain yang berasal dari fosil.
3.2 Saran
Sehubungan
dengan terselesainya penyusunan makalah ini, penyusun mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Sunanto Arifin.Spi selaku dosen mata kuliah biofarmasi yang telah
memberikan tugas ini sehingga penyusun lebih memahami mengenai manfaat biogas.
Makalah “Proses
Pembuatan Biogas” ini disusun berdasarkan informasi yang telah beredar di
internet.Penyusun menyusun makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas akhir
semester.
Demikian
penyusun mengucapkan terima kasih dan mohon maaf apabila dalam makalah ini
memiliki kekurangan dalam penyusunan dan penjelasan materi.
Daftar pustaka
Singh, R.K and Misra, 2005, Biofels from Biomass, Department of
Chemical Engineering National Institue of Technology, Rourkela.
Daugherty E.C, 2001 Biomass Energy
Tolong berikan komentar yang baik dan sopan serta jangan SPAM!